Kaigo dan Toku: Profesi Penuh Kebajikan dari Budaya Jepang

Kaigo dan Toku: Profesi Penuh Kebajikan dari Budaya Jepang

Table of Contents

“Aku ingin orang tuaku dirawat seperti ini.”

Kalimat ini keluar dari mulut seorang pemuda Jepang setelah melihat Kaigo asal Indonesia dengan sabar dan lembut menyuapi seorang lansia yang lumpuh. Bukan hanya perut yang kenyang, tapi hati yang hangat. Itulah kekuatan profesi Kaigo.

Cerita seperti ini bukan sekadar retoris, ada fakta nyata seperti yang dialami Sari & Tomi, caregiver Indonesia yang berhasil membuat pasien Jepang dengan demensia mengingat mereka, bahkan menyebut mereka sebagai ‘favorit’.

Dari Sentuhan Hati ke Nilai Toku: Makna Profesi Kaigo di Jepang

Kaigo adalah pekerjaan merawat lansia, baik di panti jompo maupun di rumah tinggal. Tugasnya tidak hanya membantu aktivitas fisik, seperti memandikan, menyuapi, atau mengangkat lansia dari tempat tidur. Tapi juga memberikan perhatian, mendengarkan cerita, dan menghadirkan rasa aman bagi mereka yang berada di usia paling rapuh dalam hidup.

Profesi ini sangat dihargai di Jepang karena populasi lansia mereka sangat tinggi. Namun, sayangnya, di Indonesia, stigma masih melekat: “Ngapain jauh-jauh ke Jepang cuma jadi perawat?”

Padahal, jika kita menilik lebih dalam, menjadi Kaigo adalah profesi yang menuntut empati, kesabaran, dan rasa kemanusiaan yang tinggi. Dan justru karena itulah, pekerjaan ini dipandang sebagai ladang untuk menanam toku, kebajikan hidup yang sangat dihargai di Jepang, secara budaya, sosial, bahkan spiritual.

Baca juga: Kotodama dalam Kaigo: Kata yang Menyentuh Hati, Merawat dengan Jiwa

Toku: Mengakumulasi Kebajikan Lewat Tindakan

Dalam budaya Jepang, terutama yang terpengaruh oleh nilai-nilai Buddhisme dan Konfusianisme, ada satu keyakinan kuat: bahwa setiap tindakan baik yang dilakukan dengan tulus akan menambah “toku” atau kebajikan seseorang.

Ini seperti “tabungan tak kasat mata” yang akan kembali ke diri kita dalam bentuk kedamaian, keberuntungan, atau kehidupan yang lebih baik. Salah satu profesi yang diyakini sebagai tempat subur untuk menanam toku adalah Kaigo, karena merawat lansia berarti menghargai kehidupan dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Masih Dipandang Sebelah Mata

Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya memahami makna profesi Kaigo. Sering kali dianggap sebagai kerja kasar di Jepang, padahal pekerjaan ini justru penuh empati dan nilai kemanusiaan. Cerita para kaigo yang sedang bekerja di Jepang, justru mereka nyaman karena pekerjaannya professional, berada di ruangan yang bersih dan nyaman, terlindungi dari kondisi cuaca apapun, termasuk pekerjaan ini sangat menyenangkan jika dilakukan dengan penuh cinta.

Kaigo adalah pekerjaan yang tidak semua orang bisa lakukan: butuh ketabahan, empati, kesabaran, dan hati yang kuat. Yang sering luput dilihat adalah makna spiritual dan sosial dari profesi ini. Di Jepang, menjadi Kaigo bukan sekadar profesi. Ia adalah jalan hidup.

toku
toku

Makna “Toku” dalam Budaya Jepang

Dalam budaya Jepang, terdapat konsep kuno dan sangat dihormati yang disebut “Toku” (徳). Apa itu Toku?

Secara harfiah, toku berarti:

  • Kebajikan
  • Moralitas
  • Keutamaan

Namun maknanya lebih dalam. Dalam kanji Jepang, 徳 terdiri dari tiga unsur: “jalan yang benar”, “hati”, dan “tindakan”. Ini berarti Toku bukan hanya tentang niat baik, tapi juga tentang tindakan nyata yang lahir dari hati yang benar.

Toku dan Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan orang Jepang, Toku menjadi kompas hidup. Tindakan kecil seperti:

  • Menepati janji
  • Merawat lansia
  • Membantu orang lain diam-diam

Semua dianggap sebagai bentuk akumulasi kebajikan. Dan yang paling menarik, Toku tidak butuh pengakuan. Bahkan kebaikan yang dilakukan diam-diam, tanpa dilihat siapa pun, justru lebih tinggi nilainya.

Dalam tradisi Buddhisme dan Shinto Jepang, Toku dipercaya akan kembali sebagai:

  • Kedamaian batin
  • Keberuntungan hidup
  • Atau berkah untuk keturunan

Profesi Kaigo: Ladang Toku yang Nyata

Dalam pandangan masyarakat Jepang, menjadi Kaigo adalah salah satu bentuk nyata dari tindakan penuh Toku.

Kenapa?

  • Karena Kaigo merawat mereka yang sudah tak berdaya,
  • Membantu dengan tulus tanpa pamrih,
  • Menjaga martabat manusia di masa tuanya.

Merawat lansia dianggap sebagai bentuk modern dari prinsip lama Jepang yang disebut “oyakōkō” (filial piety), bakti kepada orang tua.

ilustrasi kaigo toku
ilustrasi kaigo toku

Kaigo dan Nilai Kehidupan dalam Budaya Indonesia

Di Indonesia, kita punya nilai luhur yang sejalan. Dalam agama apa pun, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, merawat orang tua, orang yang lemah, atau yang membutuhkan adalah tindakan yang sangat mulia.

  • Dalam Islam, berbakti kepada orang tua dan merawat yang lemah adalah jalan menuju surga.
  • Dalam Kekristenan dan Katolik, kasih dan pelayanan tanpa pamrih adalah perwujudan iman.
  • Dalam budaya Jawa, Sunda, Batak, dan lainnya, kita mengenal “ngawula” atau mengabdi dengan tulus.

Kaigo bukan pekerjaan rendah. Ini adalah pekerjaan luhur. Dan jika kamu sedang mempertimbangkan untuk menjadi Kaigo, kamu sedang berada di jalan yang benar.

Cerita Rani: Dari Malu Jadi Bangga

Rani adalah seorang gadis dari Jawa Tengah yang kini bekerja sebagai Kaigo di Hiroshima. Di awal, ia merasa minder. Saat ditanya teman-temannya:

“Kerja apa kamu di Jepang?”

Ia hanya menjawab singkat, “di panti jompo.”

Namun, suatu hari, seorang nenek Jepang yang ia rawat menggenggam tangannya dan berkata sambil menangis,

“Terima kasih, kamu membuat hari-hariku berarti.”

Sejak hari itu, Rani sadar, pekerjaannya bukan hanya soal fisik. Ia merawat manusia dengan hati. Sekarang, ia dengan bangga menulis di bio media sosialnya:

“Kaigo from Indonesia, proudly serving Japan’s elders.”

Mengubah Mindset: Dari Rasa Malu Jadi Sumber Kebanggaan

Sudah saatnya anak muda Indonesia mengubah cara pandang terhadap profesi ini. Kaigo bukan sekadar kerja fisik, tapi kerja hati. Pekerjaan yang tak hanya memberikan penghasilan layak, tapi juga membawa kedewasaan, empati, dan bahkan spiritualitas.

Untuk kamu yang sedang duduk di bangku SMA atau kuliah, mungkin belum pernah membayangkan merawat lansia sebagai karier. Tapi tahukah kamu, bahwa banyak orang yang awalnya ragu, justru menemukan makna hidup dari pekerjaan ini?

Saatnya Kaigo Bersuara

Bagi kamu yang saat ini menjalani profesi Kaigo di Jepang, pengalamanmu sangat berharga untuk dibagikan!

Gohan.ai mengajak kamu untuk ikut dalam kompetisi konten edukasi dan motivasi seputar profesi Kaigo dengan judul: #SuaraKaigo — Cerita Nyata, Inspirasi Nyata

Apa yang perlu dilakukan?

Buatlah video reel berdurasi 1 menit di media sosial kamu. Ceritakan:

  • Apakah kamu bangga jadi Kaigo?
  • Apa tantangan dan suka dukanya?
  • Apa yang membuat kamu bertahan dan bahagia menjalani profesi ini?

Akan dipilih 2 pemenang utama yang akan mendapatkan hadiah menarik dari Gohan!

Dan lebih dari itu, kamu telah membantu mengubah persepsi masyarakat Indonesia terhadap profesi mulia ini.

Silakan ikuti sosial media Gohan (IG, FB dan Tiktok: my.gohan.ai) untuk informasi lengkap kompetisi “Suara Kaigo” dan update terbaru seputar:

  • Kompetisi Kaigo
  • Lowongan kerja
  • Peluang Kerja di Jepang
  • Edukasi profesi dan nilai Toku

Ingin Daftar LPK Resmi dan Mulai Karier Sebagai Kaigo?

Sekarang kamu bisa mulai hanya dengan 1 langkah mudah.
Daftar akun gratis di Gohan.ai dan dapatkan portal pribadi, lihat lowongan kerja, dan daftar LPK resmi yang terverifikasi langsung dari platform.
Jangan tunggu nanti, masa depanmu bisa dimulai hari ini juga!

Apakah kamu tertarik untuk bekerja di Jepang?

Jelajahi Artikel Lain

Bagikan Artikel Ini

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Threads
Email

Table of Contents